Goresan samurai di otak ku.
“Ayu” panggilan akrab ku. Dengan kerudung biru muda, baju kemeja biru,
tas biru dan sepatu biru simple, aku blue youngly girl berjalan dengan cepat
menuju kelas Pbi-D. Teringat dengan
jelas, maret, 26-2013, selasa pagi, pukul 9.10 a.m. Mr. Lala Bumela dosen Writing-ku menugaskan
kami, seluruh mahasiswa Pbi (B.Inggris Faculty), membuat Narrative teks little
red riding hood dengan versi yang berbeda. Perlombaan mencari ide pun dimulai,
aku yang passive mulai belajar aktif.
Kenapa? Karena aku tak ingin selalu bergelut dalam keterpurukan, samurai
yang tumpul kini ku asah agar mampu menggores otak ku, dan aku percaya
mampu untuk berkarya.
Butuh waktu dan proses yang lama untuk mendapatkan karya yang menarik,
banyak terjatuh dan kembali bangkit adalah salah satu proses menuju
keberhasilan. Ini adalah proses ku untuk
menemukan jati diri, menggali kemampuan dan berkarya, banyak hal yang bisa ku
pelajari dan selalu berulang kembali di pelajari. First, “tak ada yang merugikan didunia ini”
banyak mengulang bukan berarti “Bodoh” malah orang bodohlah yang tak mau
mengulang dan belajar dari kesalahan.
Hampir satu bulan kami belajar Recount text, namun aku masih saja gagal
menciptakan karya yang menarik, sangat membuat ku terpuruk, namun aku segera bangkit
karena aku percaya “kita semua bisa” sedikit pun aku tak merasa dirugikan,
karena dengan pengulangan dan banyak mengulang, kualitas diri dan otak kita
bisa menjadi lebih baik. Terbukti,
samurai yang tumpul pun bisa menjadi tajam karena sering di asah.
After that, “Orang yang sukses
berani mencoba” right, bagaimana kita bisa mengetahui kualitas diri dan otak,
sementara kita tak pernah mencoba.
Jangan salah kan diri jika selalu gagal, berceminlah ! dimana kesalahan
kita dan perbaikilah. Then, aku dapat menyimpulkan banyak hal dari
kegagalan. Sekali lagi ku katakan,
ini proses ku menuju keberhasilan, aku ingat, setiap malam selasa, aku
selalu merasakan lelah yang sangat, kepala ku pening, keningku berkerut,
keringat ku mengalir, mata ku perih karena harus begadang menyelesaikan
tugas-tugas ku untuk besok pagi. Ku sadari, ini kesalahan ku karena selalu
menunda pekerjaan, mengulur waktu untuk menyelesaikan tugas, akhirnya aku harus
ngebut semalaman, dan benar hasilnya pun selalu buruk. Aku tak mau mengulang kesalahan yang sama,
minggu berikutnya setiap hari selasa, sepulang kuliah, aku berhasil
menyelesaikan tugas, padahal tugas itu untuk selasa depan. Tapi hasilnya, tetap mengecewakan, tapi
sedikit meningkat, ku ingat-ingat lagi, rasa semangat dan tepat waktu teryata
belum cukup. Saat itu aku ragu, aku
pesimis dengan tulisan ku yang biasa-biasa saja, maka kali ini “Aku tanamkan
keyakinan” keyakinan dalam hati, bahwa aku bisa berkarya seperti mereka. Percayalah, aku, kamu dan kita semua tercipta
dalam keadaan cerdas, kita bisa, jangan pernah menyerah untuk melakukan
perubahan yang positif.
Sering aku menagis, mengeluh,
menyesal, marah, hampir putus asa dan selalu dalam kesedihan. Proses membuat recont text dan Narrative text
membuat hilang selera makan ku, sakit kepala, susah tidur, selalu membebaniku
karena aku belum bisa menemukan kenyamanan dan keasyikan dalam menulis. Tapi tulisan Dr. Aidh Al-Qarni menyadarkan
ku, “Pernahkah kalian mendengar kesedihan dan duka lara dapat mengembalikan
sesuatu yang telah berlalu? Jika tidak, mengapa engkau bersedih.” Haripun
berganti minggu, dan bulan, akhirnya ku jadikan kegagalan itu sebagai cambukan
dan tamparan bagi ku, agar aku bangkit dan mau menjadi waiter the best (Penulis
yang hebat).
Catatan
: semoga kalian bisa mengambil pelajaran
dari cerita tersebut. “Memiliki kemauan
untuk melakukan sesuatu memang penting, tapi yang lebih penting adalah
bertindak (Action) bukan hanya sekedar Omdo (Omong Doang).”
Hidup
adalah pilihan, so… kamu mau maju or mundur?
Tentukan dari sekarang.
I hope the all of us it is
possible that success.
Keep spirit J