Sabtu, 09 Desember 2017

tugas writting mr. Lala



Papua Milik Indonesia !!!
Jurnal ini tidak mendukung papua barat merdeka.  Papua barat harus bersatu dengan NKRI, karena papua barat adalah bagian dari NKRI dan milik NKRI. Itu terbukti pada PEPERA tahun 1969 bahwa papua sah menjadi bagian dari NKRI dan ini diperkuat oleh masyarakat papua yang ingin bergabung dengan rebublik indonesia.  Namun, konflik papua barat yang ingin memerdekakan diri kini semakin terdengar. Ini sesuai dengan artikel Eben Kirksey dengan judul “Don’t Use Your Data as a Pillow” ketika Eben melakukan penelitian dan datang ke papua untuk menyelesaikan thesisnya, Eben malah tertarik dengan konflik papua yang ingin merdeka dari Indonesia. Lalu, apa penyebab konflik papua? Dan apa dampak bagi Indonesia jika Papua Barat merdeka? Tentu, ini akan merusak sejarah bangsa Indonesia.
Ini beberapa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia merebut Papua Barat dari belanda. First, latarbelakangnya apabila ditinjau dari segi sejarah , bahwa Konferensi Meja Bundar (in 1949) yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda. Belanda tetap mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusi nya pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS. Second, Perundingan Bilateral Indonesia Belanda.Pada tanggal 24  Menteri Uni    Belanda - Indonesia. Konferensi memutuskan untuk membentuk suatu komisi yang anggotanya wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk menyelidiki masalah Irian Barat. Hasil kerja Komisi ini harus dilaporkan dalam Konferensi Tingkat Menteri II di Den Haag pada bulan Desember 1950. Ternyata pembicaraan dalam tingkat ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah Irian Barat.


Third, Melalui Forum PBB. Setelah perundingan bilateral yang dilaksanakan pada tahun 1950, 1952 dan 1954 mengalami kegagalan, Indonesia berupaya mengajukan masalah Irian Barat dalam forum PBB. Sidang Umum PBB yang pertama kali membahas masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember 1954. Sidang ini gagal untuk mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlukan untuk mendesak Belanda. Fourth, Dukungan Negara Negara Asia Afrika (KAA). Gagal melalui cara bilateral, Indonesia juga menempuh jalur diplomasi secara regional dengan mencari dukungan dari negara-negara Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Indonesia tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika, secara bulat mendukung upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian sebagai wilayah yang sah dari RI. Namun suara bangsa-bangsa Asia Afrika di dalam forum PBB tetap tidak dapat menarik dukungan internasional dalam sidang Majelis Umum PBB. Fifth, Trikora (in 1961), New York Agreement and Pepera (in 1969).
Papua merupakan wilayah dengan kekayaan alam yang melimpah, sehingga tidak heran jika aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak asing di wilayah ini seringkali semata-mata hanya karena ingin memperoleh keuntungan dari kekayaan alam yang begitu sangat menjanjikan. Seringkali yang terlihat adalah masyarakat Papua tidak ikut merasakan kekayaan alam yang berada di bumi kelahirannya, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia dan aksesibiitas. Sekarang ini timbul permasalahan baru yaitu keberadaan separatis Papua Merdeka yang membuka kantor perwakilan Papua merdeka di Kota Oxford, keberadaan ini harus dipandang dengan cermat apa sebenarnya tujuan Dewan Kota Oxford membuka kantor perwakilan untuk masyarakat Papua? apakah ada tujuan lain selain perjuangan HAM yang digaung-gaungkan tersebut.
 Jika Dewan Kota melakukan perjuangan agar Papua menjadi Negara yang Merdeka, berarti Dewan Kota tersebut tidak menghormati dan mengakui bahwa Papua adalah bagian dari Kesatuan NKRI. Untuk itu pemerintah Indonesia harus berjuang untuk melawan Pemerintahan Dewan Oxford. Jangan sampai menimbulkan kekhawatiran baru dimana keberadaan separatis papua merdeka  di motori oleh negara lain, sehingga dikhawatirkan diplomasi Bangsa Indonesia tidak kuat untuk mempertahankan Papua. Jangan sampai ini terjadi.
Jadi jangan biarkan permasalahan dalam negeri Indonesia dicampuri oleh negara asing, karena mereka hanya mempunyai kepentingan lain atas kondisi yang ada. Bangsa Indonesia harus memperjuangkan Papua sebagai Kesatuan NKRI.   


References :
Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.00

Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.20

Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.30